Dadakan Diminta Donor Darah

Senin pagi, ada pesan masuk dari Deden di whatsapp.  "Mba El, golongan darah Mba El B+ bukan?" bunyi pesannya. 

Langsung saja saya menjawab, "Iya. Ada yang butuh darah? Siapa? Harus donor di mana?" 

"Ini, Mba, Gilang dari Divisi KSI, istrinya butuh darah. Mba El bisa donor hari ini?"

"Insya Allah, bisa. Di PMI Kramat kah? Kirim aja surat pengantarnya dalam bentuk foto ke whatsapp saya. Untuk saya kasih lihat ke petugas di PMI. Saya bersiap untuk berangkat sekarang."

"Iya, Mba. Di PMI Kramat. Nanti saya kasih nomor Mba El ke Gilang ya. Boleh, Mba?"

"Boleh."

Lalu saya pun berangkat menuju PMI Kramat. Sesampainya di sana, saya mengabarkan ke Deden kalau saya sudah sampai.

Tak lama kemudian, ada telepon masuk dari nomor yang tak ada di daftar kontak telepon genggam saya.

"Halo," saya menjawab.

"Halo. Ini Mba El?" seseorang bertanya. "Saya Gilang, Mba. Saya sudah di PMI, Mba, sedang mengurus administrasi di Loket A. Mba El di mana?"

"Iya. Saya nunggu di depan gedung. Pakai kaos kuning." Saya memberitahu lokasi dan ciri saya agar mudah ditemukan.

"Oh, iya, Mba. Saya sudah lihat. Saya ke tempat Mba El."

Lalu saya dan Gilang menuju loket daftar donor. Gilang memberikan surat pengantar donor langsung kepada saya. Saya pun menolak dengan mengatakan, "Jangan kasih yang fisiknya. Kamu foto terus kirim ke whatsapp saya aja. Nanti saya kasih lihat fotonya aja ke petugas di loket. Jadi kalau ternyata saya ternyata gak bisa donor, kamu bisa pake surat itu untuk pendonor yang lain."

Sambil menunggu petugas menyiapkan formulir pendaftaran donor, saya pun bertanya kepada Gilang, "Istrinya sakit apa? Dirawat di mana?"

"Istri saya lagi hamil, Mba. Dirawat di RS Bunda. Kemarin sempat positif, tapi sudah lebih baik, hanya saja Hb dia cuma delapan, Mba."

"Butuhnya donor darah biasa? Bukan donor plasma konvalesen?"

"Iya, Mba. Donor darah biasa. Terima kasih Mba El, udah mau donor."

"Gak apa2. Memang saya sudah biasa donor. Ini udah donor darah saya yang ke-24. Lagian juga, memang sudah jadwalnya saya donor."

Lalu saya tinggalkan Gilang untuk mengurus administrasi dan pemeriksaan kesehatan. Lalu lanjut pengambilan darah. Selama pengambilan darah, saya mengambil beberapa swafoto untuk saya kirim ke Deden dan Gilang sebagai bukti donor darah sudah dilakukan. 

Selesai berdonor, saya mendapati ada pesan masuk di whatsapp dari Gilang yang mengatakan bahwa ia tidak dapat menunggu sampai proses donor selesai karena harus kembali ke rumah sakit untuk menemani istrinya.

Saya pun membalas bahwa proses donor sudah selesai dan mendo'akan semoga istrinya segera pulih dan dek bayi sehat.

Demikianlah, cerita donor darah dadakan saya.

Elvis F. Anizar

Elvis F. Anizar

I am who I am. I am who I want to be. I am me.

0 Komentar

  • Belum ada komentar

Berikan Komentar

Kritik dan Saran