Donor Darah! Frasa yang
memberi rasa takut bagi-ku. Berhubung pernah melihat darah tergenang di jalanan
akibat kecelakaan lalulintas, aku merasa ‘ngeri’ bila membayangkan darah. Itu salah
satu alasan mengapa aku butuh waktu lama untuk menjadi pendonor darah.
Di tahun 2008, aku
melakukan general check-up, gegara tengkuk-ku terasa berat dan kaku. Berdasarkan
hasil lab, kadar kolesterol di darahku lebih dari 200 mg/dL. Menurut dokter,
bila kondisi tersebut bertahan dalam rentang setahun penuh, maka ‘plak’ akan
terjadi di pembuluh darah. Aku hanya mengatasinya dengan mengurangi asupan (makanan
berlemak) serta mengkonsumsi bawang putih sebagai metode konvensional sekaligus
tradisional. Saat itu, aku belum mengetahui bila donor darah menjadi alternatif
‘termurah’ untuk mengatasi kelebihan kadar kolesterol ‘jahat’ dan zat besi di dalam
darah.
Seiring berjalannya waktu,
Ketika kolega-ku (teman sekerja, saudara se-marga, bahkan dosen-ku di
universitas) meninggalkan dunia ini akibat serangan jantung dan gagal ginjal,
aku mulai berpikir dan bertanya, ‘Apa yang harus aku lakukan agar kesehatan ku
tidak mengalami degradasi dan meninggalkan dunia ini secepat pendahuluku?!’
Mulailah aku membaca artikel
tentang manfaat donor darah bagi Kesehatan. Dalam rentang 4 tahun kemudian
(setelah general check-up), aku melakukan donor darah pertama pada 4
Februari 2012, saat kegiatan donor darah di kampus IPB Business School – Baranangsiang,
Kerjasama IPB dan PMI Kota Bogor. Namun, aku belum merasa manfaat jangka panjang
kegiatan donor darah ini. Itulah sebabnya, aku baru melakukan donor darah kedua
pada tanggal 28 Januari 2013, rentang 359 hari setelah donor yang pertama.
Suatu hari, saat aku pulang
ke kampung halaman, ibu-ku menceritakan masa kritis-nya saat melahirkan adikku
(yang hanya bertahan 2 minggu di dunia). Bila tidak ada 3 kantong darah dari
pendonor, kemungkinan besar, aku sudah tidak memiliki ibu sejak usia 2 tahun (1977).
Sejak itu, aku mulai rutin
berkunjung ke PMI dan mendonorkan darah. Manfaat jangka pendek, sebagai aksi
kemanusiaan, memberi kesempatan hidup bagi receptor (penerima darah). Sedangkan
manfaat jangka panjang, untuk menjaga kesehatan diri sendiri. Dengan donor
darah rutin, (berdasarkan penelitian medis) mengurangi potensi kanker sekitar 62%
serta mengurangi potensi jantung koroner sekitar 88%. Penyakit derivatif lainnya,
kemungkinan dapat dihindari sampai setidaknya usia 70-80 tahun.
Aku melakukan donor
apheresis pertama kali pada tanggal 14 Januari 2022 (5 hari yang lalu). Sementara,
jadwal donor darah ke 36 berikutnya (whole-blood donor) sekitar 5
Februari 2022 (17 hari ke depan).
Berikut adalah link jadwal
donor darah sukarelah yang telah saya lakukan dan rencana donor sampai usia 70
tahun!
https://huxleyi.wordpress.com/2022/01/19/jadwal-donor-sukarela-telah-dan-rencana-2012-2044/
Semoga artikel kecil ini
dapat menginspirasi pembaca terutama yang berusia rentang 17-60 tahun. Rasakan-lah
manfaat donor darah secara rutin. Bantulah sesama manusia yang saat ini sedang
berjuang mendapatkan donor darah untuk melanjutkan hidupnya. Pekalah terhadap
kebutuhan orang lain, maka kita akan menjadi manusia sejati yang memiliki rasa
peduli dan hati nurani.
Sampai bertemu di donor
darah berikutnya!
--o0o--
Komentar telah dihapus oleh Admin