Bagaimana semua dimulai ?

Tahun 2019 sekiranya bulan Maret adalah momen pertama kali saya mendonorkan darah. Waktu itu salah satu keluarga ada yang membutuhkan donor darah dan dibagikan di facebook. Saya menyapa beliau "Mantri Sahabir", permintaan kebutuhan donor darah untuk beliau dibagikan oleh salah seorang anaknya. Sudah saya baca dan muncul niat membantu, tapi masih terlalu takut. Beberapa hari berlalu kemudian muncul lagi permintaan kebutuhan donor darah. Seingat saya waktu itu membutuhkan 10 kantong darah.


Melihat kebutuhan yang cukup banyak, saya kemudian memberanikan diri memgajukan diri sebagai pendonor. Saya menghubungi keluarga beliau dan dengan ditemani pacar saya kami berdua kemudian menuju ke RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Malalayang, Manado. Waktu menunjukan sekitar jam 9 malam. Tiba di RS kami menuju ruang perawatan tempat Mantri Sahabir dirawat. 


Saling bertegur sapa dan berbincang-bincang sejenak sambil saya menunggu keluarga mempersiapkan beberapa hal untuk proses donor darah nanti. Setelah siap, kami bergegas menuju UTD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. 


Mengisi formulir pendonor, kemudian pengecekan Hb, berat badan, tekanan darah kemudian dilanjutkan dengan persiapan donor darah. Saya diminta oleh petugas berbaring ditempat yang telah disediakan. Lengan saya dibersihkan kemudian jarum ditancapkan petugas. Perih awalnya, tapi tak terlalu saya hiraukan. Kira-kira 3 menit lebih proses donor selesai. Bekas tusukan jarum diminta petugas untuk saya tekan dengan jari cukup kuat selama beberapa waktu. Setelah cukup dan darah tidak lagi keluar, luka bekas jarum di plester dan saya, pacar saya, dan beberapa keluarga lain kembali ke ruang perawatan.


Dengan santai saya berjalan sampai tiba di ruang perawatan. Tidak duduk atau berbaring saya lanjut bercakap-cakap dengan keluarga saya malahan berdiri. Kira-kira 10 menit berdiri mata saya mulai berkunang-kunang hebat. Saya merapatkan diri saya lebih dekat ke badan pacar saya dan menanyakan apa saya terlihat pucat. Masih sempat mendengar jawabannya mengiyakan, kemudian pendengaran saya mulai tidak jelas seperti ada yang menutup telinga saya. Sesaat keluarga yang berbaring dilantai yang menjaga Mantri Sahabir membubarkan diri dan merebahkan saya. Saya diberi susu dan diizinkan berbaring sampai cukup kuat untuk kembali bangun.


Saya tertidur. Kira-kira hampir 1 jam kemudian saya bangun dan bersiap pulang. Saya dan pacar saya diantarkan pulang oleh keluarga Mantri Sahabir. Kami tiba di rumah kira-kira jam setengah dua lewat tengah malam. Beberapa hari kemudian saya dikabari bahwa Mantri Sahabir telah diizinkan pulang ke rumah. Puji Tuhan.


Cerita donor darah pertama saya yang merepotkan orang, namun sangat senang dan bersyukur dapat membantu orang lewat donor darah.

Sergeyenev Manfred Lang

Sergeyenev Manfred Lang

Saya sebenarnya takut benda tajam termasuk jarum suntik. Tapi keinginan menolong sesama yang besar mengalahkan rasa takut itu. Akhirnya saya mulai rutin mendonorkan darah. Saya...

1 Komentar

  • Siti Saumi

    Siti Saumi

    1 tahun yang lalu

    Komentar telah dihapus oleh Admin

Berikan Komentar

Kritik dan Saran