Donor Apheresis atau Donor Biasa?
Oleh: Hamida
Soetadji
“Itu stok
darah A(+) ada. Kenapa petugas bilangnya nggak ada?” tanya seorang keluarga
pasien yang duduk di lobi unit transfusi darah PMI sambil melihat stok darah
yang terpampang di layar LCD. Petugas lalu menjelaskan bahwa pasien membutuhkan
donor darah jenis Apheresis. Yang terdata di layar adalah stok darah biasa. Keluarga
pasien itupun menggangguk tanda paham. Saatnya mencari pendonor yang mau donor
apheresis.
Sebetulnya
dibutuhkan satu pendonor saja untuk proses apheresis. Butuh proses panjang
dengan melalui serangkaian tes. Pendonor pertama telah menjalani screening dan
menunggu cukup lama. Petugas menyatakan gagal, hasil screening tidak
sesuai harapan. Pendonor keduapun mencoba tes. Terlihat vena/pembuluh darahnya
ternyata kecil. Secara otomatis tidak bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Beberapa jam kemudian orang ketiga mencoba screening dan berhasil. Maka
bisa dilanjutkan proses penyadapan di ruang aftaf.
Proses donor apheresis tidak serta merta dilakukan begitu saja
seperti donor biasa. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Awal tahapan
tentunya dilakukan cek Hemoglobin (Hb) dan tensi terlebih dahulu layaknya donor
biasa. Kemudian tes 15 komponen dan hasilnya akan keluar 45 menit. Setelah
dinyatakan lolos, baru donor apheresis bisa dilakukan. Jika satu komponen saja
tidak lolos maka pendonor dinyatakan gugur dan tidak bisa melanjutkan donor
apheresis. Nah, sebelum tes 15 komponen, petugas akan melihat pembuluh darah
terlebih dahulu. Jika pembuluh darah kecil, proses donor tidak bisa dilakukan
karena jika dilanjutkan pembuluh darah akan pecah.
Donor
apheresis (Aph) ini memangkas banyaknya kebutuhan darah. Misal donor Thrombocyte Concentrate (TC) biasa
diperlukan 8-10 kantong. Dengan Aph, tidak perlu mencari 10 pendonor, cukup
satu pendonor saja sudah mewakili kebutuhan sebanyak itu.
Kebutuhan
donor Aph ini sama dengan donor TC atau sel darah putih. Hanya saja, apheresis
menggunakan alat khusus. Petugas cukup menekan tombol yang fungsinya mendeteksi
kondisi pendonor, tinggi badan dan berat badan. Jika
tidak sesuai, maka alat tidak akan berjalan dengan baik. Artinya badan dalam
keadaan tidak stabil sehingga terjadi penolakan. Meski sebelumnya sudah
dilakukan screening awal. Bahkan ada yang tidak sampai selesai karena
kondisi badan sudah tidak memungkinkan untuk diteruskan donor. Petugas pasti
akan menghentikan proses ini. Jika diteruskan akan membahayakan pendonor.
Jenis – Jenis
Donor Apheresis
Jenis donor
apheresis ada empat, yaitu:
Ø Trombaferesis yaitu proses apheresis
untuk mengambil trombosit.
Ø
Eritraferesis yaitu proses
apheresis untuk mengambil sel darah merah.
Ø
Leukaferesis yaitu proses
apheresis untuk mengambil sel darah putih.
Ø
Plasmaferesis yaitu proses
apheresis untuk mengambil plasma.
Dari empat jenis ini, yang umum digunakan adalah trombaferesis dan
plasmaferesis. Kebutuhan darah plasma konvelesen pada saat covid-19 lalu
menggunakan donor plasmaferesis. Alat yang digunakan sama dengan trombaferesis,
tapi berbeda pengambilan darah. Kalau trombaferesis diambil sel darah putih
saja, untuk donor plasmaferesis komponen plasma yang diambil. Dan proses screening
lebih ketat lagi dibanding donor trombaferesis.
Dalam proses plasmaferesis sampling darah diambil enam botol
kemudian dilakukan screening. Jika hasilnya keruh, maka donor plasma
tidak bisa diteruskan. Keruh ini biasanya disebabkan asupan makan lebih banyak
mengandung lemak. Bisa kembali donor jika sudah dalam keadaan stabil. Artinya
pendonor harus melakukan treatment. Asupan makanan yang dikonsumsi
paling tidak berimbang termasuk kandungan sayur, buah dan air putih. Ini
sifatnya wajib karena untuk menetralisir makanan yang berlemak supaya hasil
plasma jernih dan tidak keruh.
Nah, jika sudah melakukan rangkaian treatment
tersebut, beberapa hari kemudian boleh mencoba screening kembali. Hasil
screening yang pernah diambil sebelumnya tidak bisa dipakai karena dianggap
tidak memenuhi syarat meski hanya satu komponen saja yang dinyatakan tidak
lolos. Maka dibutuhkan screening ulang untuk memastikan apakah
benar-benar memenuhi syarat atau tidak.
Siapa saja
yang membutuhkan donor apheresis?
Kebutuhan donor apheresis biasanya digunakan pasien kanker yang kondisi trombositnya seringkali turun. Kebutuhan transfusi TC tidak sedikit ketimbang darah biasa. Penerima donor Apheresis tidak hanya sebatas sakit kanker saja. Bisa juga digunakan untuk orang yang mengalami gangguan pada sistem pembekuan darah akibat terlalu sering terkena radiasi, kemoterapi, leukemia, kelainan darah, dan penderita Demam Darah Dengue (DBD).
Donor biasa dilakukan tidak terlalu lama, jika peredaran darah
lancar cukup 5 – 7 menit sudah selesai. Setiap pendonor diambil darah merah
250-300 cc. Hasil darah yang telah diambil akan diproses menjadi tiga komponen.
Hal ini tentunya berbeda dengan donor apheresis (trombaferesis). Proses
donor trombaferesis hanya sel darah putihnya saja yang diambil lalu darah merah
dikembalikan ke badan. Donor dilakukan selama dua jam. Selama proses tersebut,
pendonor tidak boleh minum atau makan makanan ringan kecuali petugas yang
memberi minum. Menjelang akhir donor,
petugas biasanya memberi minuman suplemen kalsium. Fungsi suplemen ini menjaga
kalsium di dalam tubuh saat donor. Boleh donor kembali dua minggu
kemudian. Pendonor trombaferesis diambil trombosit 200 -250 cc. Proses donor
maksimal dua jam.
Begitu juga dengan plasmaferesis, prosesnya sama dan menggunakan
alat apheresis yang sama, diambil 200 cc dalam satu kantong. Yang membuat beda
adalah pendonornya, yaitu mereka para penyintas covid. Antibodi penyintas inilah
yang dibutuhkan untuk terapi covid terutama saat kondisi saturasi menurun.
Minimal dua kantong plasma dibutuhkan pasien covid di posisi saturasi 75–93. Jika
antibodi pendonor sudah menipis atau sudah tidak layak lagi, maka sudah tidak
bisa donor plasmaferesis atau plasma konvelesen. Namun, masih bisa donor biasa
atau donor trombaferesis. Kedua jenis donor darah ini tidak menggunakan antibodi
sebagai syarat donor. Perbedaan lainnya, satu kantong plasma/pendonor
dibutuhkan 600cc – 1 liter.
Syarat Pendonor :
Ø
Berat badan 50 Kg
Ø
Tiga hari sebelumnya tidak
minum obat
Ø
Tidak mengkonsumsi herbal
(tolak angin dll)
Ø
Tidak menstruasi. 10 hari
sesudahnya baru boleh donor
Ø
Tidak dalam kondisi flu atau
batuk
Ø
Tidur minimal 8 jam. Kurang
dari 8 jam akan membuat kondisi Hemoglobin (Hb) cenderung turun dan tekanan
darah tidak stabil
Syarat Pendonor
Apheresis:
Ø Berat badan 60 Kg
Ø 5 kali sudah pernah donor
(donor non apheresis)
Ø Tidak flu dan batuk
Ø Tiga hari sebelumnya tidak minum obat
Ø Tidak minum herbal (tolak angin dll)
Sebagian pendonor suka dengan donor apheresis daripada donor biasa,
karena tidak terlalu lama menunggu interval donor. Dua minggu boleh donor lagi.
Ada juga pendonor tetap/rutin yang tidak mau donor apheresis. Dikarenakan
menunggu hasil tes dan proses penyadapannya lama.
Kalau kalian pilih yang mana, donor biasa atau donor apheresis?
JURAGAN99 Link Gacor Mudah Menang 2023/2024 𝙇𝙞𝙣𝙠 𝘿𝙖𝙛𝙩𝙖𝙧 : https://heylink.me/juragan99officialgroup/ 𝙇𝙞𝙣𝙠 𝙇𝙤𝙜𝙞𝙣 : https://juragan99.art/